Ternak atau beli saja..??

Tiap hobiis ayam laga punya motivasi yg berbeda2. Ada yg hanya sekedar utk dijadikan hiburan dan kesenangan, ada yg utk berjudi, ada yg krn penasaran, pengisi waktu luang, utk berdagang, dll.
Tapi sy yakin, teman2 disini semua berawal dari starting point yg sama. Yaitu : kecintaan terhadap ayam laga.
Dan saya juga yakin, pada akhirnya kecintaan ini menjurus pada tujuan akhir yg sama pula. Yaitu : Pengakuan orang lain atas kesuksesan kita, memiliki ayam yg terkenal bagus2.


Untuk mencapai tujuan akhir inilah, terdapat jalan yg berbeda2 tergantung apa motivasinya. Tapi secara garis besar, hobiis ayam laga berusaha mendapatkan ayam2 bagus hanya dari dua cara. Yaitu ternak atau beli yg sudah jadi.

Mana yg selama ini telah anda lakukan atau ingin anda lakukan...?? ternak atau beli saja...??

silakan sharing alasan2nya.

salam

Kalo saya pribadi berawal dari option ke 2 yaitu beli ayam yang sudah terbukti bagus.....kemudian dilanjutkan dengan option 1 yaitu dijadikan bibit/pemacek untuk diternakkan......dan pada akhirnya option ke 3 yang dilakukan alias ternak sekaligus rajin beli.....karena banyaknya permintaan sehingga kapasitas produksi ternak tidak mampu memasok kebutuhan.....
Solusi yang diambil adalah rajin beli dari peternak2 iseng dengan harga ringan dan terjangkau tetapi tetap menerapkan standart kelayakan kualitas.....
Salam

Posisi saya ada di nomor 1, beternak menjadi bagian dari kecintaan saya terhadap ayam laga. Memelihara, membesarkan dan merawat AL ada kepuasan tersendiri. Terlebih bila hasil ternakan kita menelorkan jawara2, puasnya RUUAAR BIASA.

Hendro wrote:Kalo saya pribadi berawal dari option ke 2 yaitu beli ayam yang sudah terbukti bagus.....kemudian dilanjutkan dengan option 1 yaitu dijadikan bibit/pemacek untuk diternakkan......dan pada akhirnya option ke 3 yang dilakukan alias ternak sekaligus rajin beli.....karena banyaknya permintaan sehingga kapasitas produksi ternak tidak mampu memasok kebutuhan.....
Solusi yang diambil adalah rajin beli dari peternak2 iseng dengan harga ringan dan terjangkau tetapi tetap menerapkan standart kelayakan kualitas.....
Salam

Kalau saya kedepan persis yang disampaikan dan sudah dilakukan Pak Hendro....(impian dan keinginan saya).
Sekarang posisi saya option 2 beli ayam yang sudah terbukti bagus untuk ukuran saya dan sudah mulai ke option 1 (beternak) walau baru beberapa minggu mulai...dan option ke 3 walau tidak begitu rajin beli.....(kadang faktor emosional melihat ayam bagus masih dominan) hehehe....

wah bagus mas mari kita budidayakan memakai hasil ternakan sendiri,saya kalao ada lahan juga pengen juga seh ternak kecil2an,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,sayange lahan belum ada,

Kalau saya point 2 ( yang sudah terbukti bagus ) baru dilanjutkan Point 1....di jadikan bibit ... dan nyang terakhir jadi peternak dan jangan tinggalkan untuk beli ayam yang lebih bagus dari kandang hasil ternak.
salam Ferry Bun

Kalau yg saya jalani selama ini adalah option 1.
Selama 14 tahun saya hanya konsen diternak dan untuk mendapatkan bibitnya ( Pacek atau Biang ), 5 tahun
pertama saya beli. Tapi setelah itu dapat dikasih, barter dg ayam muda atau dipinjami sama teman yg kebetulan ayamnya sedang istirahat ( mabung ) dan tentunya sudah masuk seleksi ( bagus menurut saya ).

Salam
Rio, Kr.Jati

rio wrote:Kalau yg saya jalani selama ini adalah option 1.
Selama 14 tahun saya hanya konsen diternak dan untuk mendapatkan bibitnya ( Pacek atau Biang ), 5 tahun
pertama saya beli. Tapi setelah itu dapat dikasih, barter dg ayam muda atau dipinjami sama teman yg kebetulan ayamnya sedang istirahat ( mabung ) dan tentunya sudah masuk seleksi ( bagus menurut saya ).

Salam
Rio, Kr.Jati

lha ini neh patut dibanggakan mantap mas,,,,,,,,,,,,,,saya salut

kalau saya option pertama, mau mulai dari ke 2 kantong cekak, jadi ya beli hanya untuk indukan(masih muda). sekalian bisa abaran ama temen2..

Secara prinsip saya sangat ingin mengikuti jejak para senior papaji yg sudah berhasil dalam pemuliaan ternak, sehinggga mampu menciptakan trah jawara dari ternakan sendiri. Tapi nampaknya itu adalah tujuan jangka panjang, karena membutuhkan waktu, biaya dan ilmu yang tidak sedikit. Untuk kearah sana, sekarang ini saya mencoba mengumpulkan potensi yang ada, diantaranya lahan, belajar ilmu ternak dan calon indukan. Lahan kebetulan saya lumayan luas. Ilmu ternak saya terus bertanya-tanya dan terus mengikuti forum kita ini, dari sini saya dapat banyakilmu soal ternak ayam laga. Berhubung dana terbatas, saya berusaha mengumpulkan lancuran dan anakan dari trah jawara dengan harga terjangkau dari bbrp senior papaji untuk saya rawat sampai dewasa (kalo beli jadi, mahal euyyyyyy....), setelah dewasa, akan saya soritr untuk dijadikan indukan. Cari ini memang sangat lama dan bertele-tele, tapi hikmahnya adalah, saya jadi lebih mengenal peliharaan saya secara pribadi, karena saya rawat dari usia sangat muda. Selain itu, saya jg berusaha menabung untuk mencari indukan yg sdh jadi, yang kualitasnya baik menurut saya. Menabung uang dan memelihara dari anakan ternyata makan waktu yg relatif sama. Tapi tak apa, toh ini hobby, bukan tujuan komersil, walau kedepan siapa tau bisa menghasilkan uang sampingan. Hehehe. Anakan2 dikandang skrg sudah memasuki usia lancuran, sebentar lagi kena sortir untuk dijadikan indukan. Buat saya pribadi cara ini asik walau makan waktu lama. Tapi saya juga terus hunting pacek dan biang yg sdh jadi dengan harapan bida mendapat indukan sesuai kriteria dan tujuan ternak saya. Sejalan dengan itu, sedikit demi sedikit, saya coba bangun kandang, walau tersendat-sendat, tapi coba teruuuusssss.....hehehehe.....
Salam.

alang wrote:Secara prinsip saya sangat ingin mengikuti jejak para senior papaji yg sudah berhasil dalam pemuliaan ternak, sehinggga mampu menciptakan trah jawara dari ternakan sendiri. Tapi nampaknya itu adalah tujuan jangka panjang, karena membutuhkan waktu, biaya dan ilmu yang tidak sedikit. Untuk kearah sana, sekarang ini saya mencoba mengumpulkan potensi yang ada, diantaranya lahan, belajar ilmu ternak dan calon indukan. Lahan kebetulan saya lumayan luas. Ilmu ternak saya terus bertanya-tanya dan terus mengikuti forum kita ini, dari sini saya dapat banyakilmu soal ternak ayam laga. Berhubung dana terbatas, saya berusaha mengumpulkan lancuran dan anakan dari trah jawara dengan harga terjangkau dari bbrp senior papaji untuk saya rawat sampai dewasa (kalo beli jadi, mahal euyyyyyy....), setelah dewasa, akan saya soritr untuk dijadikan indukan. Cari ini memang sangat lama dan bertele-tele, tapi hikmahnya adalah, saya jadi lebih mengenal peliharaan saya secara pribadi, karena saya rawat dari usia sangat muda. Selain itu, saya jg berusaha menabung untuk mencari indukan yg sdh jadi, yang kualitasnya baik menurut saya. Menabung uang dan memelihara dari anakan ternyata makan waktu yg relatif sama. Tapi tak apa, toh ini hobby, bukan tujuan komersil, walau kedepan siapa tau bisa menghasilkan uang sampingan. Hehehe. Anakan2 dikandang skrg sudah memasuki usia lancuran, sebentar lagi kena sortir untuk dijadikan indukan. Buat saya pribadi cara ini asik walau makan waktu lama. Tapi saya juga terus hunting pacek dan biang yg sdh jadi dengan harapan bida mendapat indukan sesuai kriteria dan tujuan ternak saya. Sejalan dengan itu, sedikit demi sedikit, saya coba bangun kandang, walau tersendat-sendat, tapi coba teruuuusssss.....hehehehe.....
Salam.

Salut buat kang Diaz... meskipun dgn sumber daya yg terbatas, tapi tetap terus semangat.
Kalau cita2 ingin menghasilkan ayam bagus lewat ternak, memang harus segera dimulai. Jangan tunggu dan pikir2 panjang lagi.

wah semangat trus mas diat,,,,,,,,,,oh iya kalao yg jual pakan agak lumayan murah kayake koh iwan prigi mas,,,,dekat rumah tuh

semangat mas alang, saya dukung dgn doa dari padang moga sukses.........

Sigit H wrote:semangat mas alang, saya dukung dgn doa dari padang moga sukses.........

Alhamdululillah. Terimakasih banyak Uda Sigit, atas doa dan dukungannya.
Salam Hormat.

cobain wrote:wah semangat trus mas diat,,,,,,,,,,oh iya kalao yg jual pakan agak lumayan murah kayake koh iwan prigi mas,,,,dekat rumah tuh

Terimaksih atas dukungannya mas anang. O gitu ya mas, boleh tuh mas kapan2 berkunjung ke Mas Iwan.

Administrator wrote:Salut buat kang Diaz... meskipun dgn sumber daya yg terbatas, tapi tetap terus semangat.
Kalau cita2 ingin menghasilkan ayam bagus lewat ternak, memang harus segera dimulai. Jangan tunggu dan pikir2 panjang lagi.

Terimakasih sangat atas dukungannya Mas Ary, ilmu dan pelajaran dari Mas Ary, insya allah akan saya jalankan.

Salam Hormat.

Pada dasarnya saya suka miara dan mengembangbiakkan ayam (breeding).. karena itu merupakan misteri biologi yang sangat menantang.. kalaupun beli saya gunakan untuk sebagai pelengkap galur yang ada, tentunya kualitas yang lumayan menurut saya, bukan anda. hehe.

Kalau orang suka dengan cross dari berbagai galur, saya terkadang suka sebaliknya.. mencoba pemurnian galur.. ..

Kalo saya hanya untuk ternak saja, dan beli hanya untuk indukan untuk melengkapi yg sudah ada. Saya menggunakan metode cross breed maupun linebreed/inbreed untuk menyatukan sifat2 unggul yg ingin saya ambil. Target saya menternakkan ayam dengan tehnik yg sempurna(menurut saya lho) yaitu mranggal akurat bila ada jarak(seperti ayam birma), ngelock bila tumpang gulu(seperti ayam bk), dan pukul badan bila kewalahan/kalah tehnik serta memiliki pukulan jalu yg cepat dan akurat. Rasanya pasti sangat menyenangkan kalo berhasil hehehe

wah mantap mas,,,,,,,,ntar kalao saya sudah punya lahan saya juga pengen ternak,,,,,,,,,,,,,,,

Pengalaman saya selama ini dan masih saya jalani adalah saya memilih BETERNAK! Tetapi pengalaman saya kunci dalam beternak untuk mendapatkan hasil yg bagus yg bisa juara ada pada INDUKANnya, Indukan yg bagus itu menurut saya bukan dilihat dari pukulannya atau sikapnya atau bentuk tampilannya, tetapi hasil dari anakan yg diturunkannya yg bisa seperti bapakan atau setidaknya mendekati seperti bapakannya, di daerah saya biasa disebut INDUK CETAK (induk yg menghasilkan anak seperti bapakannya), induk seperti ini termasuk sulit mencarinya. Saya punya pengalaman punya indukan yg pukulannya tidak bagus, tampangnya jg tidak bagus, tetapi dalam 5x menurunkan anak dengan ke 5 bapakan yg berbeda menghasilkan anak yg berkarakter beda2 sesuai dg bapakannya masing2 dan ke 5 trip hasil anaknya tsb semuanya pernah menjadi juara.
Kalau kita membeli, kadangkala kemampuan finansial kita berbeda2 untuk mendapatkan ayam aduan yg bagus, tetapi dengan beternak pasti ada masanya kita mendapatkan hasil anakan yg bagus, walaupun tidak semua hasil ternakan kita bagus. Juga dari hasil kita beternak bila kita mendapatkan ayam jadinya yg bagus, ada kepuasan bathin tersendiri dan juga dalam beternak itu sendiri menurut saya ada seninya, bagaimana kita mengatur pembibitannya; bapakan dan indukan mana yg mau kita kawin silangkan, bagaimana kita mengurusnya sampai menjadi besar, kadangkala menjelang besar ada yg sakit... sampai nanti kita mendapatkan jagoan yg tangguh! ITULAH KEPUASAN SAYA DAN PENGALAMAN SAYA DALAM DUNIA AYAM BANGKOK.

Ma'af pngen tanya nih sma abang2 smua.. Klo mau beli ayam d daerah jakarta dmn ya, khusus nya daerah senen ada gk ya? Mohon info nya trims

Hen_drix wrote:Ma'af pngen tanya nih sma abang2 smua.. Klo mau beli ayam d daerah jakarta dmn ya, khusus nya daerah senen ada gk ya? Mohon info nya trims

Didaerah tanah tinggi ada importir ayam cari mas, masuknya dari dekat pom bensin pasnya saya lupa.

Wah...kalo mau cari ayam di Jakarta banyak mas hendrix. Informasi aja nih ya: antara lain di kebon jeruk jakarta barat, di kuningan karet jakarta selatan, di teluk gong jakarta barat, pasar minggu jakarta selatan, dsb. Tempat2 itu memang memiliki kualitas ayam no 1, tapi harganya juga kualitas no 1. Tapi ada juga peternakan di jakarta kualitas ayam bagus, dengan harga yang ngga terlalu mahal, adanya di daerah depok dan pondok gede mas.

Kalo saya pribadi sih lebih nyaman beli. Ntah itu ayam anakan ataupun ayam yang udah jadi. Karena kalau bagi saya yang masih merasa main ayam itu hanya sekedar hobi saja, menganggap beternak/nganakin ayam itu memerlukan biaya yang sedikit lebih banyak dari pada kita beli ayam langsung untuk di pelihara.

PEN_KABAYAN wrote:Pengalaman saya selama ini dan masih saya jalani adalah saya memilih BETERNAK! Tetapi pengalaman saya kunci dalam beternak untuk mendapatkan hasil yg bagus yg bisa juara ada pada INDUKANnya, Indukan yg bagus itu menurut saya bukan dilihat dari pukulannya atau sikapnya atau bentuk tampilannya, tetapi hasil dari anakan yg diturunkannya yg bisa seperti bapakan atau setidaknya mendekati seperti bapakannya, di daerah saya biasa disebut INDUK CETAK (induk yg menghasilkan anak seperti bapakannya), induk seperti ini termasuk sulit mencarinya. Saya punya pengalaman punya indukan yg pukulannya tidak bagus, tampangnya jg tidak bagus, tetapi dalam 5x menurunkan anak dengan ke 5 bapakan yg berbeda menghasilkan anak yg berkarakter beda2 sesuai dg bapakannya masing2 dan ke 5 trip hasil anaknya tsb semuanya pernah menjadi juara.
Kalau kita membeli, kadangkala kemampuan finansial kita berbeda2 untuk mendapatkan ayam aduan yg bagus, tetapi dengan beternak pasti ada masanya kita mendapatkan hasil anakan yg bagus, walaupun tidak semua hasil ternakan kita bagus. Juga dari hasil kita beternak bila kita mendapatkan ayam jadinya yg bagus, ada kepuasan bathin tersendiri dan juga dalam beternak itu sendiri menurut saya ada seninya, bagaimana kita mengatur pembibitannya; bapakan dan indukan mana yg mau kita kawin silangkan, bagaimana kita mengurusnya sampai menjadi besar, kadangkala menjelang besar ada yg sakit... sampai nanti kita mendapatkan jagoan yg tangguh! ITULAH KEPUASAN SAYA DAN PENGALAMAN SAYA DALAM DUNIA AYAM BANGKOK.

Mas kabayan, kalau sy sih, ngga suka biang cetak. Biang cetak, anaknya maksimal kaya bapaknya.
Padahal yg sy mau, anakan harus lebih bagus dari bapaknya.
hehehe....